Mengintipp lebih jauh.. , penyulingan nilam di Kab. Banyumas,,,
oleh: Diah Nuraeni Yuliati, SP ... (TKP3)
Januari,.... 2018
Tanaman nilam sudah dibudidayakan oleh petani di Kabupaten Banyumas sejak 30 tahun yang lalu, karena tanaman ini dapat menghasilkan minyak atsiri yang menjadi komoditi ekspor. Indonesia adalah negara penghasil minyak nilam nomor satu dunia, termasuk nilam Kabupaten Banyumas.
Eksportir minyak nilam Indonesia memasok 70% kebutuhan minyak nilam di dunia.
Minyak nilam petani Banyumas, kemudian dikirim ke PT.INDESSO, yang kemudian dijadikan komoditi ekspor minyak atsiri .
Saat ini, Januari 2018 satu kilogram minyak nilam di tingkat petani mencapai Rp 525.000,- per kilogram.
Untuk menghasilkan minyak nilam, Nilam dipanen pada usia 7-9 bulan, dan bisa dipanen sekali lagi pada 3-4 bulan selanjutnya.
Penyulingan milik Bpk. Sartam, lokasi Desa Gandatapa Kec. Sumbang sudah berdiri sejak Tahun 1990. Meskipun masih semi tradisional, penyulingan ini memiliki ketel dengan kapasitas 4 kw sekali masak. Tidak hanya petani di Kab. Banyumas saja,.. bahkan petani nilam Kab. Purbalingga pun juga memakai tempat Bpk. Sartam untuk menyuling nilam.
Untuk sekali masak , membutuhkan nilam kering 4 kw,. dan waktu memasak antara 8-10 jam.
Bagaimana hasil akhirnya,..?????
Banyak sedikitnya rendemen minyak nilam yang dihasilkan dari 4 kw tanaman nilam kering tergantung dari jenis nilam dan juga proses pengeringan nilam sendiri.
Biasanya,.. hasil rata rata minyak yaitu antara 8-9 liter dari 4 kw nilam kering satu kali masak.
Minyak nilam Kab. Banyumas termasuk dalam kualitas baik, bisa dilihat dari warna minyak kuning ,. bukan cokelat. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan Patchouli alkohol yang tinggi. Meskipun uji lanjut laboratorium masih perlu dilakukan.
Apabila minyak yang dihasilkan terlihat keruh cokelat , menunjukkan bahwa minyak tersebut masih mengandung sejumlah air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak, dan Patchouli alkohol yang dihasilkan rendah.